Sabtu, 20 April 2013

Bagaimana Pola Pikir bisa Terbentuk?

Bagaimana pola pikir terbentuk? Pertanyaan menarik. Pola pikir adalah dasar segala bentuk tindakan kita sehari-hari. Apakah mau menang sendiri, otoriter, menjadi seorang pemarah, seorang yang suka ngomel, sosok yang suka mengkritik atau bentuk tindakan dan apa saja- ini didikte oleh mindset seseorang. Paling mudah melihat realita pola berpikir ini dalam diskusi atau pembicaraan sehari-hari. Dalam diskusi atau pembicaraan, sering terjadi perbedaan pendapat. Energi habis membicarakan sesesuatu tanpa hasil yang tidak begitu efektif. Apa yang menyebabkan sikap demikian? Mengapa begitu mudah berbeda pendapat atau berdebat yang bisa berujung dengan rasa kesal, emosi, marah bahkan sampai berkelahi? Pada lapisan yang paling mendasar, pikiran memang memiliki natur untuk berbeda pendapat, mengkritik, atau menyalahkan orang lain. Pikiran sudah terdistorsi. Secara alami, ini merupakan 'default' dari pikiran setiap orang. Apakah ia anggota keluarga kraton, ningrat atau rakyat biasa- pikiran yang terdistorsi ini dimiliki siapa saja. Kedua, ada perbedaan praanggapan (presupposisi). Ibarat bangunan sebuah rumah, pra-anggapan adalah fondasi pola pikir. Tidak kelihatan dengan kasat mata bagaimana struktur fondasi, tetapi di atas fondasi ini bangunan berdiri: mulai dari dinding, pintu, jendela, dan atap rumah. Demikianlah praanggapan seseorang. Ini tidak kelihatan, tetapi di atas fondasi inilah seluruh tindakan dan perilaku seseorang dibangun. Setiap orang mempunyai pra-anggapan (presuposisi). Anda dan saya memiliki pra-anggapan yang berbeda. Edward de Bono menyebut pra-anggapan ini dengan istilah lain. Ia menggunakan kata kerangka berpikir ('Thinking Pattern'), yaitu akumulasi informasi yang masuk ke dalam pikiran. Dan informasi ini membentuk kerangka berpikir dengan sendirinya. Begitulah pola pikir terbentuk menurut Edward de Bono. Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang masih bayi, anak, remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek- ini akan membentuk kerangka berpikirnya. Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam: mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus. Bukan hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup seperti kisah percintaan, cinta ditolak, putus cinta, kecelakaan atau kemalingan. Tentu ada juga yang positif seperti mendapat inspirasi dari orang lain, buku bacaan, film atau sejarah dan informasi lain yang memberi sumbangsih dalam pembentukan pola pikir. Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Ibarat sebuah pohon, ada ranting kecil, ranting besar, dan batang. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya. Semakin sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir yang dibentuk. 'Pencucian otak' (indoktrinasi) pun merupakan bagian dari proses pembentukan kerangka berpikir ini. Kuat atau besarnya pola- ranting kecil, ranting besar, dan batang- akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. Bakal ada informasi yang 'ditolak' dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran. Pola yang dominan inilah salah satu penyebab utama mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi atau rapat. Dari penjelasan singkat tentang bagaimana pola pikir terbentuk, Anda dan saya sekarang bisa mengenal kerangka berpikir kita masing-masing. Kita bisa menelusuri pola apakah yang dominan dalam pikiran kita sehingga kita bersikap atau bertindak seperti sekarang. Ini bukan pekerjaan mudah. Mau tidak mau, kita harus menelusuri informasi-informasi apa saja yang kita terima selama ini, yang kemudian membangun kerangka berpikir kita.

1 komentar:

  1. sipp, mulai skrng hrs bisa membentuk pola pikir dgn baik...

    BalasHapus